Feeds:
Posts
Comments

Archive for December, 2008

ah hidup sebenarnya

“Jam menunjukan 3.06 pagi dengan hujan yang lebat”

Sebenarnya satu saja yang saya pahami mengenai hakikat hidup ini, yaitu kesadaran bahwa kita menjalani hidup dengan awal yang sama dan juga akan berakhir dengan akhir yang sama, yaitu mengawali dengan tangis dan mengakhiri dengan kematian yang ditangisi pula.

Kenapa kita harus Takabur dengan apa yang sudah kita dapatkan padahal semua ini adalah amanat semata dari Allah SWT. Hakikat hidup yang sedang kita jalani sesungguhnya akan dapat menjadikan orang-orang yang rendah hati bersih dari sifat-sifat besar diri, bersih dari sifat menyombongkan diri dan sifat mengecilkan orang lain.

Sayangnya kesadaran seperti ini sering tertutup oleh gemerlapnya status keduniaan kita yang kasat mata. Kita merasa lebih baik dari orang lain dan menganggap orang lain lebih rendah dari kita dan merasa berhak atas penghormatan berlebih dari orang lain

Read Full Post »

“Jam menunjukan Pukul 2.25 Pagi dan kebetulan gerimis”
Ngapain kita berdoa, kan kita sudah tahu kalau Allah Tuhan seru sekalian alam sudah sedemikian Maha Mengetahui kalimat-kalimat yang kita lahirkan maupun yang masih kita sembunyikan? Bukankah permintaan yang kita ajukan lewat doa sama artinya dengan meragukan kemahatahuan Allah? Sedangkan Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar bahkan segala yang baru tercetus di dasar hati. Bukankah Dia Maha Kasih dengan kasih sayang yang tak berbatas sehingga kalau pun tanpa doa dari hamba-hamba-Nya, Dia meluaskan juga pintu rezeki-Nya kepada kita? Lalu mengapa mesti menyibuk-nyibukkan diri dengan doa?

Dan mengapa mesti menyembah, rukuk sujud dalam sholat? Bukankah Allah Maha Benar dengan segala sifat ketuhanan-Nya? Bukankah penyembahan kita tidak akan mengubah apapun dari sifat-sifat-Nya? Lalu mengapa mengira bahwa Dia membutuhkan penyembahan kita, pengakuan dari kita bahwa Dialah Allah Tuhan yang sebenar-benar Tuhan? Bukankah tanpa itu semua Dia tetap Tuhan penguasa seluruh alam ini? Lalu mengapa mesti menyembah, rukuk sujud dalam sholat?

Mungkin kita pernah ‘tertipu’ dengan ungkapan-ungkapan mengagumkan seperti beberapa contoh di atas. Ungkapan-ungkapan yang disampaikan oleh orang-orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia sangat mengagumkan, sungguh menarik hati dan melenakan dan bahkan mereka berani mempersaksikan kepada Allah atas kebenaran isi hatinya, padahal mereka adalah penantang yang paling keras (QS. Al Baqarah [2]:204). Mungkin suatu kali kita terkagum-kagum oleh ketinggian nilai-nilai filsafat yang diusung oleh orang-orang seperti ini. Dan kita, seperti terkesima tak bisa memberikan argumen atas pertanyaan-pertanyaan yang lebih berupa pernyataan-pernyataan mengagumkan ini.

Bukti penghambaan, itulah jawabannya. Ketaatan kita adalah bukti bahwa kita mengakui Allah adalah Tuhan yang menguasai kita. Doa dan rukuk sujud sholat kita adalah perwujudan persaksian kita bahwa Dialah Allah Tuhan yang patut disembah. Dan Allah memang tidak membutuhkan penyembahan kita, tetapi justru kitalah yang lebih membutuhkan penyembahan tersebut sebagai bentuk ketaatan atas perintah-perintah yang Dia bebankan kepada kita. Ketundukan atas perintah-perintah-Nya adalah wujud dari persaksian kehambaan kita. Bukankah Allah sang Tuhan yang Maha Menguasai telah memerintahkan kita untuk meminta kepada-Nya? Bukankah Dia juga telah memerintahkan kita untuk mengingat-Nya dengan sholat. Lalu mengapa kita berkilah untuk mengingkari perintah-Nya bila kita sudah menyatakan janji ketaatan kepada-Nya. Bukankah Dia memerintahkan kepada kita untuk menyatakan: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, (QS. Al An’am [6]: 162)
semoga bermanfaat

Read Full Post »

Older Posts »